Ticker

10/recent/ticker-posts

MAKNA "SETAN DIBELENGGU" DI BULAN RAMADHAN





Ramadhan adalah bulan yang mulia dan utama. Keutamaan bulan Ramadhan disampaikan oleh Rasulullah SAW kepada kaum muslimin dalam banyak sekali hadits-hadits beliau. Di antaranya adalah bahwa pada bulan Ramadhan, setan-setan dibelenggu, pintu neraka ditutup, sementara pintu surga dibuka lebar.

Sabda Rasulullah SAW:
 إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ صُفَّدَتِ الشَّيَاطِيْنُ ، وَفُتِحَتْ أَبُوَابُ الجَّنَةِ ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ

“Ketika masuk bulan Ramadlan maka syaitan-syaitan dibelenggu, pintu-pintu surga dibuka, dan pintu-pintu neraka ditutup,” (HR.  Bukhari dan Muslim).

Abu Hasan Ali bin Khalaf bin Abdul Malik bin Baththal Al-Bakri Al-Qurthubi atau yang lebih dikenal dengan nama Ibnu Baththal, menjelaskan bahwa terdapat dua makna yang diajukan para ulama tentang makna hadis tersebut. Yaitu makna haqiqi dan makna majazi. Menurut makna haqiqi, ulama memahami hadis tersebut secara literalis (sesuai bunyi teks haditsnya). Pintu surga dibuka dan setan-setan dibelenggu, dipahami dengan makna yang sebenarnya, sehingga intensitas setan dalam menggoda manusia berkurang pada bulan Ramadhan dibanding dengan bulan-bulan lainnya.
Sedangkan menurut makna majazi, dibukanya pintu-pintu surga, dipahami bahwa Allah SWT membuka pintu-Nya dengan amal perbuatan yang dapat mengantarkan hamba-Nya ke surga, seperti puasa, shalat tarawih, tadarus Al-Qur`an, i’tikaf, dzikir dan lain sebagainya. Sehingga jalan menuju surga di bulan Ramadhan menjadi lebih mudah dan amal perbuatan lebih cepat diterima. Begitu juga maksud ditutupnya pintu neraka, yakni dibulan Ramadhan dapat lebih mudah menghindarkan diri dari kemaksiatan dan menjauhi perbuatan-perbuatan yang dapat mengantarkan kepada neraka.
Al-Qadhi Iyadh menjelaskan bahwa makna dibelenggunya setan dalam hadis tersebut, dapat dipahami sebagai ungkapan tentang upaya orang yang berpuasa dalam menahan diri dari hal-hal yang bertentangan dengan agama. Selain itu, juga merupakan simbol banyaknya pengampunan dan pahala yang dijanjikan di bulan Ramadhan.
 Dalam kitab Majmu Al-Fatawa menyebutkan, bahwa yang dimaksud dibelenggu  adalah dibelenggunya setan dari upaya menyesatkan manusia, dengan banyaknya kebaikan dan orang yang bertaubat kepada Allah Ta’ala di bulan Ramadhan.  Al-Hafidz Ibnu Hajar juga berpendapat, bahwa makna setan dibelenggu dalam hadis tersebut adalah setan tidak dapat menggoda kaum muslimin seperti yang mereka lakukan di bulan-bulan lainnya, karena manusia disibukkan dengan beribadah.  Setan dibelenggu dengan puasa, yang berfungsi menekan dorongan nafsu syahwat, sehingga manusia lebih banyak berbuat kebaikan.
Pertanyaannya, kenapa dibulan Ramadhan masih ada maksiat? Imam As-Sindi berkata “dibelenggunya setan tidak serta merta dapat menghilangkan maksiat, karena maksiat juga bisa datang dari hawa nafsu, bukan hanya dari setan, sebagaimana maksiatnya Iblis yang bukan disebabkan godaan setan”.
Kemaksiatan yang ada di bulan Ramadhan disebabkan karena nafsu pada manusia itu sendiri. Karena kemaksiatan itu dapat datang dari dua jalan, pertama kemaksiatan yang berasal dari diri sendiri yaitu hawa nafsu, dan yang kedua kemaksiatan yang berasal dari luar, yaitu setan.  
Jadi, apabila setan memang benar-benar dibelenggu di bulan Ramadhan, maka masih harus menghadapi satu tantangan lagi, yaitu hawa nafsu. Yaitu musuh yang harus dihadapi dan dikalahkan di bulan Ramadhan ini. Wallahu ‘alam Bishawab.


Posting Komentar

0 Komentar